Libur untuk Tidur

Tak ada yang menarik, apalagi istimewa. Itulah yang aku rasakan selama liburan sekolah. Saat libur sekolah belum datang, aku bahkan sudah menyiapkan banyak rencana. Pergi ke gunung, pantai, berjalan-jalan bersama teman dengan tertawa riang. Namun semua rencana itu gagal karena aku yang sangat malas, dan pada akhirnya liburan ku ini hanya untuk berlayar di pulau kapuk.

Ketika dipaksa bangun, aku pasti bangun dengan rasa kantuk yang luar biasa. Padahal aku sudah tidur berjam-jam. Saat bangun pun, kegiatan sehari-hari tak jauh dari membantu ibu menyapu lantai, memasak, atau sekadar tidur di depan televisi yang menayangkan ulang sinetron yang sudah lama. Sampai aku tertidur lagi.

Hambar rasanya, teman-temanku mungkin sedang menikmati liburan mereka. Pergi ke suatu tempat, jalan-jalan, atau berkumpul bersama keluarga besar mereka. Yah, jangan tanya tentangku, pasti aku lebih memilih nyaman di bawah selimut. Bermimpi tentang hal yang lebih seru daripada kenyataan.

Liburan sekolah kali ini terasa seperti penjara waktu yang tak berujung. Alih-alih mengisinya dengan hal-hal menarik, aku memilih menghabiskan sebagian besar waktuku di tempat tidur. Ironisnya, meskipun tidur sepanjang hari, badanku lelah. Bukan karena fisikku yang kehabisan energi, melainkan karena perasaan hampa yang terus menumpuk.

Tidur seharian tak menghilangkan kebosanan, justru semakin menambah kesunyian dalam pikiranku. Meskipun mata terpejam, aku merasa seolah-olah aku terjebak dalam waktu yang tak bergerak, mencari sesuatu yang tak bisa aku temukan dalam tidur panjang ini.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kala laut berbicara

Ulangan harian dapat berapa, ya?

Ancaman yang Mengintai di Balik Kemajuan Teknologi