Aku Nggak Suka Jeruk
Dulu, aku pernah suka semua jenis buah. Jeruk, mangga, apel, semua jenis buah aku tergila-gila dengan mereka. Bagiku, buah itu adalah sebuah simbol kebahagiaan kecil. Rasa manisnya terkadang membuat aku ingin memakan semuanya dalam satu lahapan.
Manusia memang tempatnya rakus, salah satunya aku. Waktu itu, setelah aku sakit yang mengharuskan bolak-balik menusuk jarum di tanganku, Ibu membelikan berbagai buah.
Ada mangga, apel, anggur, dan yang paling aku suka dari semuanya… jeruk!
Serius deh, waktu itu aku mikir, kok ada sih orang yang nggak suka dengan rasa dari buah bulat berwarna oranye itu? Ah, mungkin lidah mereka mati rasa sampai-sampai mengesampingkan rasa nikmat dari buah jeruk.
Aku pun langsung membuka plastik kresek berwarna hitam yang berisi satu kilogram jeruk. Beuh… bahkan harum dari manisnya buah jeruk sudah mulai memaksa masuk ke kedua lubang hidungku. Aku mulai mengambil satu, mengupasnya lalu makan. Sudah habis satu buah? Ambil lagi! Lagi! Dan lagi! Sampai-sampai aku sudah makan lima buah jeruk.
Aku nggak puas, aku mau lagi. Aku ambil satu jeruk, dan karena tak sabaran, aku malah membukanya dengan mulut yang menyebabkan pahit dari kulit jeruk bersentuhan dengan lidahku. Ah… sial… PAHIT! Aku langsung melempar buah jeruk yang baru terkupas setengah ke lantai. Berlari ke dapur untuk mengambil segelas air minum untuk menetralkan rasa pahit yang dihasilkan kulit jeruk.
Semenjak itu, aku benar-benar menghindari makan jeruk. Bahkan Ibuku pun kaget, aku menolak ketika ditawari makan buah itu. Trauma yang dihasilkan jeruk memang sepele, tapi amat sangat melekat bahkan membuat aku yang penggila jeruk enggan memakannya.
Komentar
Posting Komentar